Friday, April 17, 2009

Sekali lagi "DEMAM BERDARAH"

"DEMAM BERDARAH"
Tulisan ini merupakan email dari


Maaf ya, saya pingin komentar agak panjang soal DB ini. Terus terang saya gatal sekali kalau ada yang bilang DB bisa diobati dengan jus jambu, madu, dll

Sebagai dokter yang telah merawat banyak pasien DB, saya ingin meluruskan hal ini. Itu adalah salah paham, salah kaprah yang berbahaya.

DB adalah infeksi virus, sampai saat ini TIDAK ADA OBAT YANG BISA MEMBUNUH VIRUS INI.

Berita baiknya : penyakit ini adalah self limiting disease , virus akan menghilang sendiri dari tubuh penderita setelah panas mencapai hari ke 2 - 4

Berita buruknya : walau virus sudah tidak ada, sisa-sisa aktivitasnya bisa berlangsung sampai 4-7 hari terhitung sejak panas. "Gerombolan virus" ini bekerja seperti sekelompok provokator. "BLusukan" ke sana kemari, "menghasut" ke sana kemari, setelah menimbulkan huru hara dan chaos, mereka pergi begitu saja.

Dalam hal ini yang diprovokasi adalah beberapa sistem dalam tubuh manusia, khususnya yang berfungsi dalam kekebalan tubuh (makrofag, sel didnding pembuluh darah, sel liver). Sel yang "terprovokasi" ini menjadi resah, bergolak, sampai akhirnya "chaos", mengakibatkan kerusakan pada sitem tubuh yang lain, yang kalau diringkas akibat utamanya adalah :

- "kebocoran" pembuluh darah (merembesnya cairan bening (plasma) darah keluar dari pembuluh darah)

- gangguan sistem pembekuan darah

- menurunnnya jumlah trombosit

Dampak dari provokasi ini terjadi pada hari ke 3 - 6 terhitung dari mulai saat demam

Dari sekian banyak akibat di atas, YANG PALING DITAKUTKAN DOKTER adalah kebocoran pembuluh darah, bukan penurunan trombosit). Tahu kenapa?

Karena ini yang paling berbahaya dan terlihat gejalanya. Kalau orang diare, tanda-tanda berkurangnya cairan (dehidrasi) dapat dilihat (kelihatan cairan yang keluar sebagai tinja cair dan muntahan, mata cekung, penderita merasa kehausan. dll). Pada DB, gejala ini tidak ada, karena cairan plasma darah tidak hilang keluar dari tubuh, tapi keluar dari pembuluh darah ke jarigan tubuh di luar pembuluh darah (jadi masih ada di dalam tubuh, tapi tidak lagi di dalam pembuluh darah. Dalam jumlahnya besar/berat, kebocoran ini dapat dilihat sebagai bengkak pada kelopak mata, sesak napas karena cairan masuk ke rongga dada, dll). Kalau penurunan volume darah sudah berat baru muncul gejala : kencing sangat berkurang, tangan kaki dingin, tapi gejala ini sudah sangat terlambat.

Yang kedua yang berbahaya adalah gangguan pembekuan darah, ini muncul/terpicu bila terjadi pengurangan vulume darah yang berat.

Turunnya jumlah trombosit saja, bukan hal yang terlalu mengkhawatirkan. TRombosit yang turun sampai dengan 10.000 tidak akan menyebabkan perdarahan, atau mungkin timbul perdarahan tapi ringan, (tidak mengancam jiwa), jika volume cairan plasma darah dapat dipertahankan. Sebaliknya, pasien dengan trombosit 50.000 bisa mengalami perdarahan hebat, karena sistem pembekuan darah dll terganggu akibat rendahnya volume plasma darah. Perdarahan yang berat pada DB disebabkan oleh terganggunya sistem pembekuan darah yang dikendalikan oleh protein pembeku yang diproduksi sel liver. Pemicu gangguan pembekuan darah ini adalah menurunnya volume cairan di dalam pembuluh darah.

Jadi, pengobatan utama pada DB adalah CAIRAN (minum, atau infus bila tidak bisa banyak minum banyak).

Jus jambu kluthuk MUNGKIN meningkatkan jumlah trombosit (sekali lagi MUNGKIN, lho, karena belum ada bukti klinisnya), tapi harap diingat, bukan penurunan jumlah trombosit yang menyebabkan gejala berat pada DB. Tanpa diberi obat apa pun, trombosit pasien DB akan meningkat sendiri setelah hari ke5-6 sakitnya, SELAMA VOLUME DALAM PEMBULUH DARAH TERJAGA. Nah, ini oleh orang awam yang sudah minum jus jambu kluthuk ini lalu di claim sebagai efek manjur dari jus jambu kluthuk (soalnya dia tidak tahu, bahwa pasien-pasien lain yang tidak minum jus jambu kluthuk juga meningkat trombositnya).

Satu hal lagi yang penting untuk diketahui : tidak semua penderita DB akan mengalami perjalanan penyakit yang berat. Derajat penyakit yang dialami bisa berbeda-beda, tergantung pada : apakah sistem kekebalan tubuh nya sulit, mudah, atau sangat mudah terprovokasi oleh "gerombolan virus provokator". sekitar 10-20 % orang yang terinfeksi DB tidak ada gejala sama sekali. 40-60% gejalanya hanya demam seperti influenza biasa kemudian sembuh sendiri. 40-60% gejala demam dengan kebocoran pembuluh darah yang ringan, dengan atau tanpa perdarahan ringan lalu sembuh sendiri. 15% mengalami gejala yang berat (kebocoran pebuluh darah yang berat), yang tanpa penanganan awal dan memadai bisa meninggal. 3 % penderita mengalami gejala sangat berat, yang dengan penanganan sebaik apa pun tidak dapat tertolong. Pemantauan dokter dan perawatan di rumah sakit terutama ditujukan untuk 2 kelompok pasien yang terakhir ini. Sayangnya, tidak ada indikator awal yang bisa digunakan untuk mengetahui, apakah seorang yang terkena DB akan termasuk kelompok tanpa gejala, kelompok dengan gejala ringan, gejalan berat, dan sangat berat, sehingga satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah melakukan pemeriksaan hematoktrit secara serial, setelah demam memasuki hari ke 3-4.

'

Jadi, kalau ada yang sakit DB, dari pada repot menyuruh ybs minum jus jambu kluthuk, madu dsb, lebih baik "kerahkan energi" untuk menyuruh ybs minum banyak, lakukan pemantauan kekentalan darah serial (sebagai salah satu indikator berkurangnya volume cairan plasma darah), yaitu HEMATOKRIT (Ht) (berkala, tergantung kebutuhan, bisa cukup 1 x/ hari bisa sampai 4x/hari. Umumnya bila pasien masih rawat jalan, 1 x/ hari mulai demam hari ke-3 sampai hari ke-6. Bila ada indikasi darah mulai mengental, dokter akan menyuruh mondok untuk diinfus dan pemantauan lebih sering), terus sering berkonsultasi dengan dokter. Pemantauan jumlah trombosit juga perlu dilakukan sebagai indikator tambahan.

Hehe...kok jadi nulis panjang gini ya...mudah-mudahan gak bikin bosan. Ini karena aku prihatin dengan salah kaprah tentang jus jambu kluthuk itu. Kalau mau minum jus jambu kluthuk ya boleh sih, tapi sekalian yang buanyaaak, jadi volume airnya bisa menahan laju pengurangan volume cairan plasma darah (jadi yang dimanfaatkan adalah efek cairannya, bukan jambu kluthuknya). Moga bermanfaat

Helmia Farida


Friday, October 20, 2006

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sobatku semua yang tercinta, dalam blogku ini kalian akan dapatkan beberapa catatan "penting" baik yang berkaitan dengan materi kuliah yang ada di FKM Universitas Diponegoro, maupun materi/tulisan lain yang berkenaan dengan pengembangan pribadi (soft skill).
Semoga saja ide spontan ini bermanfaat nantinya, tidak hanya bagi saya pribadi, tapi terutama para pemerhati masalah kesehatan masyarakat dimanapun berada.
Harapan dan do'a saya semoga kita semua selamat dan sukses dunia akhirat.
OK, selamat membaca dan berkomunikasi.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.